Penyakit Diabetes Melitus

Penyakit Diabetes Melitus atau Kencing Manis merupakan kelainan metabolik yang disebabkan
oleh banyak faktor kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (insulin resistance), dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari :
  • Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya,
  • Defisiensi transporter glukosa,
  • atau malah keduanya.
Glukosa merupakan bukan gula biasa yang umum tersedia di toko atau pasar. Glukosa adalah karbohidrat alamiah yang digunakan tubuh sebagai sumber energi. Yang banyak dijual adalah sukrosa dan ini sangat berbeda dengan glukosa. Konsentrasi tinggi dari glukosa dapat ditemukan pada minuman ringan (soft drink) dan buah-buah tertentu. Kadar gula darah hanya menyiratkan kadar glukosa darah dan tidak menyatakan kadar fruktosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa (banyak pada susu). Yang bukan glukosa akan dirubah sebagian menjadi glukosa melalui proses yang bisa panjang tergantung jenisnya, karenanya mungkin tidak cepat menaikkan kadar gula darah. Buah selain memiliki glukosa juga memiliki fruktosa dengan komposisi yang berbeda-beda tergantung buahnya. Sukrosa termasuk cepat berubah menjadi glukosa, tetapi gula batu karena proses pembuatannya berbeda lebih baik dari gula pasir, sedangkan gula aren dan gula jawa jauh lebih baik bagi penderita diabetes.

Kadar glukosa pada darah dikendalikan oleh beberapa hormon. Hormon merupakan zat kimia di dalam badan yang mengirimkan tanda pada sel-sel ke sel-sel yang lainnya. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh prankreas. Ketika makan, pankreas membuat insulin untuk mengirimkan pesan pada sel-sel lainnya di tubuh. Insulin ini memerintahkan sel-sel untuk mengambil glukosa dari darah. Glukosa digunakan oleh sel-sel untuk pembuatan energi. Glukosa yang brlebihan disimpan dalam sel-sel sebagai glikogen. Pada saat kadar gula darah mencapai tingkat rendah tertentu, sel-sel memecah glikogen menjadi glukosa untuk mencapai energi.

Tanda atau Gejala Penyakit Diabetes Melitus

Tanda-tanda klasik dari diabetes yang tidak diobati adalah hilangnya berat badan, polyuria (sering berkemih), polydipsia (sering haus), dan polyphagia (sering lapar). Gejala-gejalanya dapat berkembang sangat cepat (beberapa minggu atau bulan saja pada diabetes type 1, sementara pada diabetes type 2 biasanya berkembang jauh lebih lambat dan mungkin tanpa gejala sama sekali atau tidak jelas.

Beberapa tanda atau gejala lainnya dapat menunjukkan adanya diabetes, meskipun hal ini spesifik untuk diabetes. Mereka adalah pandangan yang kabur, sakit kepala, fatigue, pnyembuhan luka yang lambat, dan gatal-gatal. Tingginya tingkat glukosa darah yang lama dapat menyebabkan penyerapan glukosa pada lensa mata, yang menyebabkan perubahan bentuk, dan perubahan ketajaman penglihatan. Sejumlah gatal-gatal dikenal sebagai diabetic dermadromes.
  • Kedaruratan Diabetes

Penderita (biasanya diabetes type 1) dapat juga mengalami diabetic ketoacidosis, sebuah masalah metabolisme yang dicirikan dengan nausea, vomiting dan nyeri abdomen, bau acetone pada pernafasan, bernafas dalam yang dikenal sebagai kussmaul breathing dan pada kasus yang berat berkurangnya tingkat kesadaran. Jarang, tetapi berat juga  adalah kemungkinan adanya Nenketolic hyperosmolar coma, yang lebih umum terjadi pada diabetes type 2 dan hal ini terutama disebabkan adanya dehidrasi.
  • Komplikasi

Semua bentuk diabetes meningkatkan resiko komplikasi dalam jangka panjang. Hal ini berkembang setelah 10-20 tahun, tetapi bisa saja gejala pertama muncul pada mereka yang belum terdiagnosis selama waktu tersebut.

Komplikasi utama jangka panjang adalah rusaknya pembuluh darah. Penderita diabetes 2kali lebih beresiko untuk mendapat penyakit kardiovaskular dan sekitar 75persen kematian akibat diabetes disebabkan oleh penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh besar lainnya adalah stroke, dan penyakit pembuluh darah tepi.

Komplikasi pembuluh darah mikro akibat diabetes termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan syaraf. Kerusakan pada mata dikenal sebagai diabetic retinopathy, yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah pada retina, dan dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan secara berangsur dan akhirnya buta. Kerusakan pada ginjal dikenal sebagai diabetic nephropathy, dapat menimbulkan parut, kehilangan protein, dan kadang-kadang mengalami ginjal kronis, yang kadang-kadang memerlukan dialisa atau transplantasi ginjal. Kerusakan pada syaraf dikenal sebagai diabetic neuropathy, yang biasanya merupakan komplikasi utama dari diabetes. Gejala-gejalnya dapat meliputi numbness, tingling, nyeri, dan sensasi nyeri lainnya, yang bisa menyebabkan kerusakan pada kulit. Diabetic foot (seperti diabetic foot ulcers) mungkin timbul, dan sulit untuk ditangani, kadang-kadang memerlukan amputasi. Sebagai tambahan, proximal diabetic neuropathy menyebabkan nyeri pada muscle wasting dan menjadi lemah.

Jenis-Jenis Penyakit Diabetes Melitus

Organisasi Kesehaatn Dunia (WHO) mengklasifikasi bentuk diabetes melitus berdasarkan perawatan dan simtoma :
  1. Diabetes tipe 1, yang meliputi ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes melitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
  2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin.
  3. Diabetes gestasional. yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan gestational diabetes melitus, GDM.

    Dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, disebut menjadi :
  4. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
  5. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
  6. Not insulin requiring diabetes.
Kelas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM, sedangkan tahap kelima dan keenam merupakan anggota klasifikasi NIDDM. IDDM dan NIDDM merupakan klasifikasi yang tercantum pada international Nomenclature of Diseases pada tahu 1991 dan revisi ke-10 international classification of diseases pada tahun 1992.
  • Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes melitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga.[14] Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l).[butuh rujukan] Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic events".[butuh rujukan] Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi.[butuh rujukan] Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis.[butuh rujukan] Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Pada orang yang sudah sepuh, biasanya gula darah sewaktunya dijaga di bawah 200mg/dl saja dan tidak lebih rendah, karena dikhawatirkan dapat terjadinya 'hipo' atau gula darah di bawah 100mg/dl, karena misalnya telat makan, makan lebih sedikit dari biasanya atau terlalu senang dengan aktivitas berlebih dari biasanya.

Saat ini mulai banyak dilakukan pemberian insulin kepada penderita diabetes type 2 yang secara terus menerus gula darah sewaktunya selalu di atas 200mg/dl, walaupun telah diberikan berbagai kombinasi obat oral. Insulin yang diberikan adalah yang bersifat 'long acting' atau 24 jam sekali dan tetap minum obat oral dengan dosis yang lebih rendah tiap kali makan besar.
  • Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10[17] dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insuli18] serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon resistin yang tinggi,[18] peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati,penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati. NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom resistansi insulin.

Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.[butuh rujukan] Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan.[butuh rujukan] Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines itu merusak toleransi glukosa.[butuh rujukan] Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis.[butuh rujukan] Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak.[butuh rujukan]

Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg (10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan [[ antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan (sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan produksi hormon insulin (e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati (dan menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu (e.g., metformin), dan pada hakekatnya menipis pembalasan hormon insulin (e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.

Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, baru-baru ini diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes melitus tipe 2. Seperti zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi perkembangan sel tumor maupun kanker.

Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah defisiensi metabolisme oksidatif di dalam mitokondria pada otot lurik. Sebaliknya, hormon tri-iodotironina menginduksi biogenesis di dalam mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V, meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV, menurunkan spesi oksigen reaktif, menurunkan stres oksidatif, sedang hormon melatonin akan meningkatkan produksi ATP di dalam mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama pada kompleks I, III dan IV.[Bersama dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang mengatur fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi lain, metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi otot jantung pada penderita diabetes.

Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti dengan pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para ahli belum dapat menentukan apakah metoda ini dapat memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan homeostasis glukosa. Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin dan naringin, diketahui menyebabkan:
  1. peningkatan mRNA glukokinase,
  2. peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan
  3. peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom
  4. peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin
  5. penurunan ekspresi GLUT2 pada hati
  6. penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati
  7. penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan menekan 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-KoA, kolesterol asiltransferase
  8. penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina palmitoil, antara lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase dan fosfatidat fosfohidrolase
  9. meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan glukoneogenesis
Sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di dalam hati. Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada buah jenis jeruk, sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur. Diabetes melitus tipe 2 dapat dicegah atau diperlambat munculnya dengan mengembangkan Pola Hidup Sehat :
  • Pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah
  • Olahraga 3 kali dalam seminggu, masing-masing setidaknya 20 menit.
  • Jaga berat badan ideal
  • Menghindari rokok
  • Mengurangi asupan alkohol
Pria dengan berat badan normal risikonya 70 persen lebih rendah daripada yang obes, sedangkan wanita dengan berat badan normal risikonya 78 persen lebih rendah daripada yang obes. Lakukanlah selalu Tes Gula Darah, karena seseorang yang terdiagnosis mulai Prediabetes, tetapi segera melakukan Perubahan Gaya Hidupnya, maka ia akan terhindar dari Diabetes melitus tipe 2 atau setidaknya memperlambat munculnya Dibetes melitus tipe 2.
  • Diabetes Melitus Tipe 3

Diabetes melitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup. Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.

Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Risiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan risiko luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

Diagnosis Penyakit Diabetes Melitus

Penyaringan Penyakit Diabetes

Jika salah satu faktor resiko diabetes di bawah ini terpenuhi, maka harus dilakukan penyaringan penyakit diabetes dengan melakukan tes gula darah puasa dan tes gula darah 2 jam setelah makan. Mengingat elakukan 2 tes di atas laboratorium klinik biasanya sama besar dengan tes toleransi glukosa, maka sebaiknya langsung saja melakukan tes toleransi glukosa.

Faktor Resiko Diabetes :
  1. Kelompok usia dewasa tua (45 tahun ke atas),
  2. Kegemukan {BB kg >120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m2)} IMT atau indeks masa tubuh = Berat badan (kg) dibagi tinggi badan (meter) dibagi lagi dengan tinggi badan (cm), misalnya berat badan 86kg dan tinggi badan 1,75 meter, maka IMT= 86/1,75/1,75=28> 27, berarti memiliki faktor resiko diabetes.
  3. Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHG),
  4. Riwayat keluarga Dm, ayah atau ibu saudara kandung ada yang terkena penyakit diabetes,
  5. Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi >4000 gram,
  6. Riwayat DM oada kehamilan,
  7. Dislipidemia (HDL <35mg/dl dan atau trigliserida > 250mg/dl.
  8. Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (glukosa darah puasa terganggu).
Banyak orang berpendapat, bahwa orang kurus tidak dapat terkena diabetes, hal ini tidak benar, terutama orang kurus dengan perut buncit yang disebut obesitas sentral. Menurut Public Health England 2014, seseorang dengan perut buncit apakah kurus apakah gemuk dengan lingkar pinggang melebihi 80 centimeter bagi wanita dan melebihi 90 centimeter bagi pria memiliki tingkat risiko 7 kali lebih besar terkena diabetes daripada yang tidak buncit. Buncit berarti kelebihan asupan makanan dan mengundang terjadinya diabetes.

Simtoma klinis

Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya: 
  • poliuria - sering buang air kecil
  • polidipsia - selalu merasa haus
  • polifagia - selalu merasa lapar
  • penurunan berat badan, seringkali hanya pada diabetes melitus tipe 1
dan setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti:
  • gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan,
  • gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal
  • gangguan kardiovaskular, disertai lesi membran basalis yang dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron,
  • gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot ulcer, amputasi, charcot joint dan disfungsi seksual, dan gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar non-ketotik yang dapat berakibat pada stupor dan koma.
  • rentan terhadap infeksi.
Kata diabetes melitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang disebut glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak segera mendapatkan perawatan.

Pengobatan Tradisional Penyakit Diabetes Melitus


Obat Herbal Ace Maxs merupakan produk minuman kesehatan multikhasiat unggulan PT.H2O Internasional yang mana terbuat dari ekstrak kulit manggis dan daun sirsak yang dipadukan dengan apel, bunga rosella hitam, dan madu murni, dll. Ace Maxs sudah teruji secara klinis dan terdaftar di DEPKES RI P-IRT No.113317506253 yang mana dalam proses pembuatannya menggunakan alat modern terkini dan dikendalikan langsung oleh para ahli yang sudah disiplin ilmu seperti, ilmu kesehatan, teknologi, gizi, makanan dan minuman, dll. Ace Maxs memang sangat tepat untuk dijadikan pengobatan berbagai jenis penyakit salah satunya penyakit Diabetes Melitus ini.
  • Khasiat Kulit Manggis

Khasiat kulit manggis sebagai cara alami mengobati diabetes melitus sangatlah tepat, karena kulit manggis memiliki kandungan yang mampu untuk menurunkan kadar gula dalam darah yang di sebabkan oleh tidak berfungsinya organ pankreas. Salah satu kandungan yang sangat aktif yang terdapat pada kulit manggis adalah kandungan zat bernama xanthone yang juga mampu mengurangi resistensi insulin pada penderita penyakit gula darah/ diabetes ini. Selain itu kandungan antioksidan yang terdapat pada kulit manggis juga sangat tinggi, bahkan kandungan antioksidan yang terdapat pada kulit manggis jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan antioksidan yang terdapat pada vitamin C dan E. Antoksidan sangat dibutuhkan sekali karena mampu melindungi dan mencegah sel beta pankreas yang rusak akibat radikal bebas.
  • Khasiat Daun Sirsak

Sementara itu kandungan daun sirsak yang juga sebagai bahan utama cara alami mengobati dibetes melitus juga memiliki kandungan yang tak kalah hebatnya dengan kulit manggis. Daun sirsak memiliki kandungan gizi yang lengkap diantaranya fruktosa, acetogenins, lemak, protein, kalsium, pospor, besi, vitamin A dan B, kemudian senyawa tannin, fitosterol dan alkaloida yang bersifat hipoglikemik yaitu mampu mengurangi dan menjaga kadar gula dalam darah pada batasan normal pada kisaran 70mg/dl hingga 120mg/dl. Selain tiu dalam penelitian secara medis berhasil menunjukan kalau daun sirsak dapat meningkatkan fungsi dari sel beta pankreas yang menghasikan fungsi insulin. Dari hasil penelitian tersebut semakin menegaskan kalau daun sirsak tidak salah dijadikan sebagai bahan utama pembuatan obat herbal ACE MAX'S.

5 Manfaat Utama Obat Herbal Ace Maxs :

  1. Apabila mengkonsusmi ace maxs pada malam hari akan membuat tidur anda semakin nyenyak,
  2. Apabila dikonsumsi  pagi hari akan menambah energi dan vitalitas, 
  3. Ace Maxs dapat membantu mencegah penuaan dini (anti aging),
  4. Dapat Membantu meningkatkan hormon pria dan wanita,
  5. Ace Maxs dapat menyembuhkan penyakit degeneratif (jantung, stroke, diabetes, kanker, alzheimer, HIV/AIDS) dan berbagai jenis penyakit lainnya. Fungsi Pencegahan & Pengobatan (Preventive & Curative).

Testimoni (Kisah Nyata) Sembuh Dari Penyakit Diabetes Melitus Dengan Ace Maxs

Nama      : Basya Arifin Cahyo
Usia        : 42 Tahun
Asal        : Bumi Serpong Damai, Tanggerang Selatan.
Profesi    : Pegawai Swasta
Penyakit : Diabetes Melitus

"Sudah 3 tahun saya sakit diabetes melitus, dan sudah minum obat dokter untuk mengobati penyakit ini sejak pertama jatuh sakit. Saya juga tetap menjaga pola makan dan berolahraga. Memang diabetesnya belum terlalu kronis tetapi kalau tidak dijaga maka sangat berbahaya untuk kesehatan saya. Dan sekarang saya kombinasikan antara obat dokter dengan Ace Maxs. Saya minum obat dokter dulu, selang dua jam kemudian baru saya minum Ace Maxs. Baru habis 3botol Ace Maxs saya sudah merasakan khasiatnya, badan terasa vit, rasa kantuk hilang, rasa haus terus menerus juga hilang, masuk botol ke-6 obat-obatan dokter perlahan-lahan saya kurangi frekuensi minumnya. Kini saya sudah minum 10 botol Ace Maxs dan diabetes normal. Untuk menjaga, saya tetap minum sehari 2 kali 35ml dan perbanyak minum air putih." Testimoni Ace Maxs

Nama      : Rustiningsih Alawiyah
Usia        : 43 Tahun
Asal        : Jakarta
Profesi    : Pengusaha
Penyakit : Diabetes Melitus

"Sebagai seorang pengusaha sukses rusti merasa pola hidup yang dijalankannya sudah sesuai dengan ilmu-ilmu yang ditulis para pakar kesehatan dalam berbagai media massa mengenai hidup sehat, tetapi apa yang terjadi, setelah melakukan pemeriksaan medis hasilnya menunjukkan rusti menderita diabetes melitus : "Saya tetap positif walau hasil laboratoriumnya positif juga", Ujarnya singkat saat berbincang dengan salah seorang staf Ace Maxs ketika tim Ace Maxs menyambangi kediamannya untuk mengantarkan produk Ace Maxs yang dipesannya. Seminggu kemudian kami mendapat kabar bahwa kesehatan rusti telah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik "Saya minum sangat intens, setiap hari 35-70ml, perlahan namun pasti karena saya paham bahwa cara kerja herbal berbeda dengan obat kimia, herbal butuh waktu yang cukup lama untuk bisa mendapatkan hasil maksimal, kalau obat kimia sat itu diminum, saat itu juga terasa efeknya atau khasiatnya. Setelah 12botol saya periksa lab lagi dan hasilnya diabetes saya normal. Testimoni Ace Maxs